Salam,
Tentang kasus Novita, kalau boleh dikatakan begitu ternyata mendapat respon yang cukup baik. Sebagai bagian dari penerbit bukunya Novita, saya mengucapkan terima kasih atas banyaknya komentar. Diskusi ini tentunya sangat baik bagi perkembangan dunia perbukuan Indonesia.
Komentar Mas Anwar Holid saya pikir sangat berimbang. Manneke juga telah berusaha memberi komentar yang baik. Supaya diskusi ini bertambah hangat, saya mungkin akan berkomentar dari sisi penerbit.
Bukunya Novita diterbitkan oleh GagasMedia. Sebagai penerbit kami sadar bahwa tanpa penulis, tidak akan ada penerbit. Jadi, kami sama sekali tidak terobsesi untuk sangat "berkuasa" terhadap penulis.
Antara penulis dan penerbit, dalam pandangan kami, punya kedudukan berimbang. Bahwa penerbit sangat berkepentingan terhadap masalah penjualan buku terbitannya tentu saja sangat berkaitan dengan hidup matinya penerbit. Sebagai lembaga penerbitan yang independen, hidup mati GagasMedia sangat ditentukan sejauh mana bukunya diterima pembaca, dan sejauh mana penerbit mampu mengakomodasi kepentingan penulis, toko buku, dan masyarakat luas.
Ketika naskah bukunya Novita datang ke meja redaksi GagasMedia, sayalah yang pertama kali merekomendasikan supaya naskah ini diterbitkan. Kemudian Sebagai pemipinpin redaksi, Saudara Rudy Gunawan kemudian menindaklanjutinya: dari mulai masalah redaksional sampai masalah promosinya. Sayangnya, komunikasi tidak terlalu baik ketika menyangkut peletakan lebel chiklit, dan ini kelihatannya sangat menggangu bagi Novita.
Atas ketidaksetujuan peletakan lebel chiklit ini, Saudara Rudy Gunawan telah berbicara panjang dengan Novita, dan kami pikir wakttu itu sudah terdapat titik temu. Saudara Rudy Gunawan menjelaskan bahwa kalau tidak setuju ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama, menarik buku dari peredaran. Kedua, menghilangkan label Chiklit pada cetakan kedua dan selanjutnya. Hal pertama mudah diucapkan tetapi tidak mudah dilakukan. Dengan relasi toko buku di seluruh Indonesia, tentunya tidak mudah bagi GagasMedia untuk secara cepat menarik buku itu dari peredaran. Akan perlu waktu lama. Hal kedua tentu saja gampang dilakukan, tetapi perlu kesabaran. Namun, dengan mempelajari data penjualan buku sejenis bukunya Novita yang biasanya dicetak ulang kurang dari dua bulan, hal kedua ini sangat masuk akal. Kelihatnya pembicaraan Rudy dan Novita mengarah pada cara kedua.
Namun, menurut saya, kompetensi seorang penulis tidak diukur oleh pelebelan oleh penerbit. Penerbit itu hanyalah filter pertama dari pembaca. Ia bisa salah, tetapi mungkin juga benar. Jadi menurut saya, biarlah pembaca yang akan menilai kualitas karyanya Novita itu: apakah masuk kategori chiklit atau bukan. Dari pembacalah, seorang penulis akan mendapat penilaian.
Untuk Novita, kami dari GagasMedia meminta maaf jika kerjasama selama ini terasa kurang menyenangkan. Percayalah kami sama sekali tidak bermaksud merugikan penulis. Kami sangat senang bisa menerbitkan karya perdana Anda ini. Kami berharap ini akan menjadi awal bagi Anda untuk menghasilkan karya lainnya.
Terakhir, Gagas Media sebagai bagian dari kelompok AgroMedia tentu saja sangat berupaya untuk melahirkan penulis-penulis baru seperti Novita. Indonesia masih sangat kekurangan penulis. Kami berusaha melahirkan penulis baru. Upaya kearah itu telah kami lakukan. Mulai Januari ini kami memberikan Program Beasiswa Kepenulisan untuk 30 orang muda. Sayangnya ada 220 orang yang lolos seleksi awal, sehingga kami lagi mencari jalan untuk memberi pelatihan pada semuanya.
Terima kasih dan selamat berkarya.
Hikmat Kurnia, pekerja perbukuan
-- THANK YOU VERY MUCH! --
No comments:
Post a Comment